Perawat kuku Arroyo, Anita Carpon, mendapat posisi di Pag-IBIG Housing  Fund.
VIVAnews - Presiden Filipina, Gloria Arroyo, menunjuk  perawat kuku (manicurist) pribadinya dan tukang kebun istana  kepresidenan MalacaƱang untuk menduduki jabatan di dua lembaga penting  milik pemerintah. Juru bicara MalacaƱang, Gary Olivar, membenarkan  laporan tersebut, Rabu 21 April 2010.Olivar mengatakan, adalah hak prerogatif presiden untuk menunjuk individu yang akan duduk di badan milik pemerintah. "Yang mendorong Presiden memberikan posisi tersebut adalah kebutuhan presiden untuk memiliki orang-orang biasa yang duduk di kantor-kantor pemerintah dan lembaga yang aktivitasnya berhubungan dengan kehidupan orang-orang kebanyakan," kata Olivar seperti dikutip dari laman ABS CBN.
Olivar juga menyangkal tudingan yang menyebut bahwa dua staf rumah tangga istana tersebut tidak memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
Perawat kuku Arroyo, Anita Carpon, mendapat posisi di lembaga pemerintah yang mengurus pinjaman bagi puluhan juta dolar untuk keperluan rumah tangga pegawai pemerintah, Pag-IBIG Housing Fund. Sedangkan tukang kebun istana bernama Armando Macapagal ditunjuk sebagai deputi administrasi di kompleks monumen bersejarah Filipina, Luneta Park.
Menurut pemberitaan media lokal, Capron akan akan mendapat gaji bulanan sekitar 130 ribu peso (sekitar US$2.900), dua kali lipat gaji presiden sendiri. Namun istana tidak membenarkan atau menyangkal kabar tersebut.

Kabar  mengenai penunjukan dua staf istana tersebut pertama kali diangkat oleh  kolumnis Philippine Star, Jarius Bondoc. "Perawat kebun Macapagal  memang bisa merawat halaman istana, tetapi dia tidak mengelola orang.  Carpon tidak diketahui bisa menjadi pakar keuangan untuk mengawasi  miliaran peso uang untuk pegawai. Wanita dengan nama panggilan Nitz  tersebut sering dimarahi Arroyo karena keliru memadukan sepatu dengan  tas yang akan dipakai presiden," tulis Bondoc dalam tulisannya.
Macapagal  juga dituduh mendapat jabatan administratif karena diduga memiliki  hubungan kekerabatan dengan Arroyo. "Presiden Arroyo adalah orang  terakhir yang bisa kita tuduh melakukan nepotisme," kata Olivar merujuk  pada putri Arroyo, Luli, yang mendiskualifikasi dirinya sendiri meski  lolos ujian Departemen Luar Negeri. Olivar juga merujuk pada kasus  pembantaian massal di Maguindanao yang melibatkan keluarga Ampatuan,  sekutu Arroyo.
 
 
0 comments:
Post a Comment